Selasa, 23 Juli 2013

Belajar dari Istilah "Pencak Silat"




 Istilah silat tidak hanya dikenal di Indonesia, hampir semua kawasan di Asia Tenggara khususnya rumpun melayu (dalam arti luas) mengenal silat sebagai ilmu beladiri mereka (martial art). Secara khusus di Indonesia dikenal dengan sebutan Pencak Silat. Istilah ini digunakan sejak 1948, yang bertujuan untuk mempersatukan beragaam aliran seni beladiri yang ada dan berkembang di Indonesia saat itu. Istilah “Pencak” lebih dikenal di Pulau Jawa, sedangkan istilah Silat (silek) lebih dikenal di daerah Sumatera. Seiring dengan perjalanan waktu, istilah “pencak” lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan. Seni dan keindahan gerakan pencak silat dapat dilihat ketika seorang pesilat memperagakan kembangan. Kembang (bunga : bahasa Indonesia ) yang bermakna indah. Kembangan merupakan gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengincar celah pertahanan musuh. Ketika kembangan dilakukan seorang pesilat terlihat seperti sedang menari / ngibing (bahasa sunda), biasanya kembangan dilakukan di awal laga /pertarungan yang digunakan untuk mengantisipasi serangan dan mengelabui lawan. Sedangkan silat adalah inti dari ajaran beladiri dalam sebuah pertarungan, yang terdiri dari berbagai teknik, mulai dari kuda-kuda sampai pukulan, tendangan, bantingan, krippen (kuncian),sapuan, guntingan dll.




 Dalam pencak silat terkandung 4 aspek utama, yaitu

Aspek Mental Spiritual
Pencak silat dapat berguna untuk membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Sehingga disetiap aliran pencak silat di Indonesia, tidak hanya olah fisik/kanuragan yang diberikan. Melainkan terdapat juga pelatihan kebatinan, untuk menggapai tingkat tertinggi dalam keilmuannya.

Aspek Seni Budaya
Pencak Silat tidak hanya berisi olah kanuragan, namun juga terdapat “seni” yaitu permainan pencak silat yang pada umumnya seperti menggambarkan orang yang sedang menari namun menghasilkan serangan-serangan yang penuh energi dan mematikan, baik dengan tangan kosong maupun dengan permainan berbagai senjata.

Aspek Bela Diri
Istilah Silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis. Sehingga dibutuhkan ketekunan diri dalam menguasai pencak silat, agar dapat digunakan baik itu untuk menghadapi musuh dalam suatu kompetisi maupun menghadapi ancaman yang membahayakan diri seorang pesilat.

Aspek Olahraga                                       
Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus baik untuk tunggal,ganda dan regu. Berkaitan dengan hal tersebut, Aspek fisik dalam pencak silat merupakan salah satu yang terpenting. Pada aspek ini pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.
4 aspek tersebut diatas perlu diketahui, guna pembentukan seorang pesilat/pendekar yang utuh.Untuk itulah para sesepuh mengkombinasikan “pencak silat” sebagai satu kesatuan bukan  terpisah yaitu ”pencak” atau “silat” saja. bukan sekedar seni budaya yang suatu saat akan hilang ditelan budaya asing, dan juga bukan hanya gerakan-gerakan beladiri saja. Melainkan perpaduan diantaranya yaitu keseimbangan antara olah raga dengan olah rasa. Meminjam istilah sesepuh (Mas Kresna Budaya), ada 3 hal yang harus bersinergi bagi seorang pesilat yaitu jurus, energi dan budi luhur. Pelatihan untuk jurus dan energi (fisik) diperoleh dari silat, sedangkan energi (non fisik / olah rasa) dan budi luhur didapat dari penggalian nilai-nilai seni dan spiritual yang ada di Pencak. Jika  jurus yang indah tanpa energi tentu tiada guna, sedangkan jika jurus dan energi saja tanpa diiringi dengan pendalaman spiritual cenderung sifat sombong dan kesewenang-wenangan akan muncul dalam dirinya (adigang,adigung lan adiguna). Untuk itu bagi setiap insan yang mendalami Pencak Silat, hendaknya senantiasa menguasai ketiga hal diatas. Karena menurut saya itulah sejatinya seorang pesilat/pendekar.

Salam.


Pustaka :
wikipedia/pencak_silat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar