Bapak Menteri sedang belajar Silat ditemani Bp Walikota Yogyakarta (Tangtungan Project) |
Untuk apa Silat? untuk mengolah
kepekaan rasa. Rasa untuk apa? Untuk membangun tepa slira,
Untuk apa Silat? untuk menanamkan
keberanian. Berani untuk apa?untuk mengutamakan moral.
Silat Nusantara untuk Indonesia, Silat
Nusantara untuk bangun jiwa manusia.
(Whani Dharmawan & Giwang Topo)
Lirik diatas merupakan saripati dari
orasi budaya yang disampaikan oleh Mas Whani Dharmawan seorang praktisi Silat
dan Aktor, beberapa waktu silam ketika diadakan Pra-Jambore Pencak Silat di
Plaza Ngasem Yogyakarta tepatnya di 14 Februari 2015. Orasi itu pula yang konon
membuat Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar & Menengah Bp. Anis Baswedan
kepincut dan menyimak dengan saksama kalimat demi kalimat yang diutarakan.
Alhasil dalam sambutannya Bapak Menteri pun mengatakan “Ada ketegasan dalam
ekspresinya yang lembut, itu merasakan dengan hati bukan lambat yang artinya
tidak tepat waktu” hal inilah yang menurut beliau dapat dijadikan konsep
sebagai pengembangan silat di sekolah, silat misalnya dikembangkan melalui
muatan lokal.
(Berita.suaramerdeka.com/smcetak/anis_dorong_jadi_pendidikan_karakter_di_sekolah)
Orasi yang disampaikan oleh Mas Whani
Dharmawan dalam judul Silat Sebagai Daya Hidup Yang Menghidupi,
tidak hanya menguraikan tentang nilai-nilai dari pendidikan Pencak Silat
seperti kebenaran, fairplay, welas asih, keteguhan,kedisiplinan,keberanian dan
persaudaraan. Tetapi penyampaian kritik juga disampaikan oleh beliau, masih
banyak perguruan Pencak Silat di Indonesia masih verbal dan kuantitatif. Yang
diutamakan hanyalah prestasi dan kejuaraan, yang jauh dari aplikasi nilai-nilai
luhur pencak silat. Silat lebih dimaknai sebagai ilmu berkelahi atau bela raga
sehingga bahasannya tidak jauh dari teknik dan praktis. Menurut Mas Whani
Dharmawan, Silat adalah ilmu yang menyatukan antara pikir,rasa dan karsa,
dengan kata lain Pencak Silat adalah keilmuwan yang holistik. (Bharata)
Terkait
dengan itu tantangan ke depan bagi seluruh Perguruan / Organisasi Pencak Silat
yang ada di Indonesia menurut Mas Whani adalah memperdalam kajian aplikatif
antara filsafat nilai-nilai dan perilaku sehingga berjalan bersinergi. Filsafat
digunakan untuk mensugesti para pesilat untuk berbuat, bertindak, bersikap
lebih baik bukan justru kontra produktif, seperti halnya pemberitaan yang
sering keluar di media adanya tawuran antar perguruan, atau ada perguruan yang
ikut terjebak dalam politik praktis sehingga dimanfaatkan untuk kekuatan
politik tertentu yang akhirnya menjadi partisipan kekerasan.
Tangtungan Project |
Lalu yang menjadi pertanyaan saat ini,
apakah silat mampu menjawab tantangan sebagai media pembinaan karakter
bangsa????? Pertama harus dipahami Paradigma kehidupan saat ini sudah berubah,
kehidupan modern membawa dampak terabsorbnya
kebudayaan – kebudayaan asing yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya masalah-masalah
sosial yang dihadapi saat ini atau sering disebut dengan krisis moral, antara
lain meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan
remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, penyalahgunaan obat-obatan,
pornografi dan perusakan milik orang lain. Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan sosial saat ini dibutuhkan Pendidikan Moral /
Pendidikan Karakter. Lalu apa yang disebut dengan pendidikan Karakter itu
sendiri?Secara sederhana Pendidikan Karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Menurut Lickona,
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang
sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika inti.
Yang dimaksud dengan nilai-nilai karakter itu sendiri meliputi : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja
Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,
Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat / Komunikatif, Cinta Damai,
Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab.
Kedua, jika mengacu pada pada
nilai-nilai karakter inti yang bertandaskan pada budaya bangsa seperti yang
disampaikan di atas. Maka dengan optimis dan yakin bahwa Pencak Silat bisa
digunakan sebagai media penyampaian Pendidikan Karakter yang dimaksud. Semisal nilai-nilai
Religius, seluruh aliran maupun perguruan Pencak Silat dimanapun pasti
mengajarkan akan sikap kepasrahan kepada Sang Khalik, hal itu diwujudkan dalam
sikap awal atau dikenal sikap bukaan (Pembuka / Do’a), Kerja Keras diwujudkan
oleh setiap pesilat dalam meraih gelar tingkat demi tingkat, sabuk demi sabuk
dalam hal mengahargai tingkatan keilmuwan yang diperoleh setiap pesilat harus
selalu menempa diri, melatih diri agar sesuai dengan tingkatan yang dimiliki,
ini adalah perwujudan dari sikap tanggung jawab dalam hal menghargai atas
keilmuwan yang diperoleh. Dan tentunya masih banyak lagi semisal sepeti yang
diungkapkan oleh Mas Whani “Keberanian diajarkan dalam pertarungan, Fairplay
diajarkan dalam sifat Ksatria, bersikap terbuka dan konsekwen, Keteguhan ada
dalam makna rasa sakit. Kebenaran, berani mengaku benar apabila benar, berani
meminta maaf apabila salah. Kedisiplinan diajarkan dalam ketepatan dan
kecapatan.” Karakter atau moral dapat terwujud jika Konsep Moral yang akan
diusung dapat diaplikasikan dalam bentuk sikap moral dan secara terus-menerus
dibiasakan menjadi suatu kebiasaan (habit)
dalam wujud perilaku moral. Jika dikaitkan dengan pendidikan Pencak Silat,
dimana Konsep Moralnya menjadi manusia yang utuh /paripurna/ berkepribadian
akan terwujud jika setiap individu-individu pesilat dari berbagai aliran maupun
perguruan dapat menelaah dan mengkaji nilai-nilai filosofi yang sudah ada
betul-betul dapat diaplikasikan bukan hanya sekedar pemanis untuk seluruh
siswa-siswanya maka dengan demikian Silat dapat dikatakan sebagai Daya Hidup
yang Menghidupi. Berikut bagan untuk menjelaskan hubungan ketiganya :
Bagan Hubungan antara Konsep, Sikap dan Perilaku Moral |
CSR Telkomsel dalam usaha membuat Silat itu keren (Tangtungan Project) |
Jika seluruh Perguruan/Organisasi Pencak Silat dapat
menjaga hubungan atau dengan kata lain dapat
mengkondisikan seperti yang disampaikan pada diagram diatas maka bukan tidak
mungkin Pencak Silat dapat dijadikan
sebagai model pembelajaran yang efektif tentang pendidikan Karakter. Bapak
Menteri Anies Baswedan mengatakan Pencak Silat adalah Budaya bangsa, dan
menyimpan kekayaan budaya leluhur. Perguruan-perguruan
silat yang ada di Indonesia adalah para
penjaga tradisi dalam kesunyian, ungkap beliau ketika membuka Pra Jambore
Pencak Silat. Bapak Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tersebut meminta kepada seluruh pihak Pemerintah, Dunia Usaha,
dan Masyarakat bisa membuat silat itu keren. Bak gayung bersambut, keinginan
dari Bapak Menteri Anies, dijawab oleh kelompok Kreatif dari Kota Jogjakarta
yang menamakan diri Paseduluran
Angkringan Silat (PAS).
Pengumuman Pemenang Gerak Komposisi Silat di Alun-Alun Sewondanan (Tangtungan Project) |
Sambung Rasa dengan Gubernur DIY Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Bawana X (Tangtungan Project) |
Ketua & Sesepuh Organisasi/Perguruan Pencak Silat bersilaturrahim dengan Ngarso Dalem Sri Sultan HB X |
Bp Menteri Anies Baswedan menikmati Pawai (Koleksi Eko) |
Dalam sambutannya Bapak
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar & Menengah Anies Baswedan
mengapresisasi kepada seluruh pihak yang memungkinkan teselenggaranya acara
ini. Selanjutnya beliau pun mengapresiasi kepada seluruh 7500 peserta Pawai
Jambore Pencak Silat sebagai para Penjaga Tradisi Bangsa.
Bapak Menteri
mengatakan jika Pencak Silat dikatakan bagian dari budaya bangsa itu adalah hal
biasa (lumrah), tetapi menjadi luar
biasa jika Pencak Silat dikatakan sebagai bagian dari pendidikan dan komponen
penting dalam pendidikan karakter. Menurut Bapak menteri, komponen dalam
pendidikan karakter ada dua yaitu Karakter Moral dan Karakter Kinerja
kedua-duanya harus dibangun oleh pemuda-pemuda Indonesia. Karakter Kinerja, Pencak Silat mengajarkan kerja keras,
tangguh,gigih, tak mudah menyerah dan menguasai keilmuwan secara utuh dan
mendalam. Kegigihan adalah modal besar bagi pengembangan kinerja yang lain.
Efektifitas sebuah jurus dihasilkan dalam kecepatan,ketepatan baru kekuatan. Bagi
mereka yang terbiasa menggunakan kekuatan saja maka dengan mudah akan
ditaklukkan oleh mereka yang cepat dan tepat. Pelajaran ini yang harus
diterapkan dalam kehidupan, perubahan-perubahan begitu cepat terjadi sehingga
membutuhkan generasi yang mampu mengantisipasi perubahan dengan cepat dan mampu
mengambil langkah-langkah yang taktis. Karakter
moral, ada paradoks dalam silat para murid diajarakan teknik untuk memukul
dan dalam waktu yang sama diajarkan pula untuk tidak boleh memukul. Artinya pencak silat tidak hanya diajari
ilmu, tetapi juga pengembangan Rasa dan tanggung jawab atas ilmu yang dimiliki. Itu yang
membedakan pendidikan silat dengan pendidikan lainnya. Ini sangat erat dengan
kondisi kehidupan Indonesia saat ini, banyak orang yang memiliki ilmu namun
saat ini menyalahgunakan ilmunya, kapasitasnya. Mereka sering diberi amanah
untuk memimpin tetapi tidak selalu bisa mengendalikan diri, tidak selalu bisa
bertanggung jawab dan tidak selalu bisa amanat atas kewenangan yang diberikan.
Pencak
silat mengajarkan kepada kita disatu sisi menngetahui ilmunya disatu sisi
mengetahui dan mendalami makna bertanggung jawab atas sebuah ilmu. Ini adalah
kehormatan yang diajarkan oleh Pencak Silat yang seharusnya menjadi hikmah bagi
kehidupan berbangsa.
Selanjutnya beliau menambahkan karakter yang bisa dipelajari dari Pencak Silat adalah karakter welas asih/Rahim/Kasih sayang. Semakin tinggi ilmu yang dikuasai maka ia dituntut untuk semakin menunjukkan sifat welas asihnya, sikap rahim,sikap kasih sayang. Semakin menjunjung tinggi rasa keadilan tanpa terjebak pada atribut-atribut sempit dan individual.
Ketika Indonesia sedang mengalami defisit integritas maka Pencak Silat mengajarkan Integritas, memberikan modal untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Dan sebagai penutup beliau menyampaikan apakah definisi Pendekar itu?Pendekar adalah seseorang yang paling bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan paling memmberikan makna bagi sekelilingnya. Urip iku Urup...
Jambore Pencak 2015 ajang SILATurrahim para peSILAT |
Selanjutnya beliau menambahkan karakter yang bisa dipelajari dari Pencak Silat adalah karakter welas asih/Rahim/Kasih sayang. Semakin tinggi ilmu yang dikuasai maka ia dituntut untuk semakin menunjukkan sifat welas asihnya, sikap rahim,sikap kasih sayang. Semakin menjunjung tinggi rasa keadilan tanpa terjebak pada atribut-atribut sempit dan individual.
Ketika Indonesia sedang mengalami defisit integritas maka Pencak Silat mengajarkan Integritas, memberikan modal untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Dan sebagai penutup beliau menyampaikan apakah definisi Pendekar itu?Pendekar adalah seseorang yang paling bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan paling memmberikan makna bagi sekelilingnya. Urip iku Urup...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar