Kearifan
Lokal Wong Jawa yang sering Disalahartikan # Part 2
“Kakang
Kawah, Adi Ari-ari....dst.” tentu kalimat itu sudah bukan
sesuatu yang asing ditelinga orang jawa.
Jika mendengar kalimat tersebut pasti di benak kita langsung terlintas “Sedulur Papat” (saudara empat). Bahkan
beberapa pihak pasti akan langsung menghakimi bahwa hal tersebut merupakan
klenik, karena kalimat tersebut sering diartikan sebagai mantra atau nyambat (merapal) kepada kekuatan
–kekuatan ghaib, yang tidak lain adalah saudara manusia itu sendiri. Apakah
benar demikian?tentu kita kembalikan kepada masing-masing individu, pada
kesempatan ini kita akan mencoba mengungkap pengertian Kiblat Papat (saudara
empat) dari sudut pandang kasunyatan bukan gugon
tuhon. Gugon Tuhon bisa dimaknai sebagai sikap yang mengikuti dengan setia
dan tanpa penolakan sedikitpun. Biasanya gugon tuhon meliputi tiga hal yaitu
larangan (wewaler), menyembunyikan
pitutur baik tetapi tanpa alasan, penyampaian pesan dan alasan yang tidak masuk
akal.1 Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan menggunakan
pendekatan maknawi. Kenapa? Karena karakter orang Jawa yang terbiasa
mengungkapkan melalui simbol/pralambang, seperti yang sudah disampaikan pada
postingan sebelumnya (Kearifan Lokal Wong Jawa yang sering disalah artikan).
“Sedulur
Papat Kalima Pancer” (saudara empat dan yang kelima sebagai pusat) oleh Orang
Jawa sering dikenal dengan “saudara badan halus” yang terdiri dari Kawah
(ketuban), Ari-ari (Plasenta), Getih (Darah) dan Pusar. Lantas yang kelima
siapa?yang kelima adalah badan jasmani (Diri). Keempat hal tadi dikatakan
saudara bagi setiap manusia, kok bisa?karena keempat hal tersebut keluar
bersamaan dengan manusia ketika dilahirkan. Secara bahasa Sa – udara (satu
udara) keluar dari satu lubang udara. Bahkan sejak masa kehamilan merekalah
yang setia menjaga pertumbuhan janin. Merekalah saudara dari setiap manusia
yang dengan setia merawat ketika masih berada didalam kandungan. Secara Ilmu
Kedokteran, Ketuban, Ari-ari (Plasenta), darah dan Pusar masing-masing memiliki
peranan penting ketika masih didalam kandungan dan pertumbuhan janin. Berikut
fungsi dan peranan masing-masing ketika dalam menjaga si janin :
1.
Ketuban
- Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
- Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
- Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
- Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
·
Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga
kehangatan di sekitar janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya
merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi2.
- Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
- Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir.
2.
Plasenta
/ Ari-Ari
Pertukaran
produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah
ibu dan janin, serta produksi hormon.
Hormon steroid
paling penting yang diproduksi plasenta adalah estrogen
dan progesteron yang konsentrasinya meningkat selama
kehamilan3.
3.
Darah
Darah
mempunyai fungsi yang vital, darah mempunyai peranan untuk menyalurkan darah,
nutrisi dan segala kebutuhan manusia melalui pembuluh darah. Darah juga
mempunyai peranan penting untuk perkembangan otak dan tulang sumsung belakang.
4.
Pusar
Jaringan
pengikat yang menghubungkan plasenta
dan fetus
(janin).Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan hidup)
dan memfasilitasi pertumbuhan embrio
dan janin.Pembuangan
senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen,
nutrisi,
dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat
tersusun dari 90% air
dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago,
tulang rawan
sendi
(95%). Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong
kemudian dibiarkan terpapar di udara
untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan dari tali pusat
akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari4
Ilustrasi Bayi usia 8 bulan |
Sudut pandang dari sisi medis ini, ternyata sudah diketahui oleh Orang Jawa sejak lama. Hal ini bisa kita ketahui dari petilan bait tembang Sunan Kalijaga5
Ana Kidung akadang premati,
Among tuwuh ing kuwasanira,
Nganakaken saciptane,
Kakang kawah puniku,
Kang rumeksa ing awak mami,
Anekakaken sedya,
Pan kuwasanipun
Adhi ari-ari ika
Kang mayungi ing laku kuwasaneki
Anekaken pangarah//
Ponang Getih ing Rahina Wengi
Angrowangi Allah kang kuwasa
Andadekaken karsane
Puser kuwasanipun
Nguyu-uyu sambawa mami
Nuruti ing panedha
Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat
Kalimane pancer wus dadi sawiji
Nunggal sawujudingwang
“Ada
sabda tentang saudara kita yang merawat dengan sungguh-sungguh. Yang memelihara
berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban itu, yang menjaga
badan saya. Yang menyampaikan kehendak, dengan kuasanya. Dinda ari-ari itu,
yang memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaannya / yang menyampaikan
tujuan.”
“Sedangkan darah siang dan malam membantu Allah yang kuasa. Mewujudkan
Kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya, memperhatikan sungguh-sungguh diriku,
memenuhi permintaanku. Kekuasaannya itu. Maka, lengkaplah empat saudara saya,
kelimanya sebagai pusat. Sudah menjadi satu. Manunggal dengan wujudku.”
Ketika
proses persalinan pada wanita, maka yang akan keluar pertama adalah Ketuban,
hal ini sering kita kenal dengan istilah pecah ketuban dan kemudian diikuti
dengan kontraksi (His istilah medis) yang akan menyebabkan terjadinya pembukaan
lubang jalan lahir, hingga si bayi akhirnya terlahir. Hal inilah yang disebut
sebagai kakang (kakak) saudara tertua manusia, karena pecahnya ketuban
merupakan tanda awal proses persalinan yang berfungsi untuk melicinkan jalan
bayi dalam persalinan. Ketika seorang bayi lahir, maka diikuti dengan plasenta
karena ini plasenta/ari-ari disebut sebagai saudara kandung kedua, kemudian
diikuti dengan 2 saudara sekandung lainnya darah dan pusar (tali pusar). maka
dari itu jika ada pertanyaan apakah saudara empat itu ada?jika ditinjau dari
pengertian Saudara (satu udara) maka jelas adanya, bahkan secara kasat mata
dapat kita lihat dengan jelas ketika didalam kandungan ataupun ketika seorang
bayi terlahir.
Secara
maknawi, saudara empat ini merupakan penjelasan proses terlahirnya manusia atau
dengan kata lain sebagai awalan mengenai pengertian “sangkan paraning
dumadi”. Lantas bagaimana bisa keempat
saudara tadi disebut sebagai penjaga manusia?bukankah keempatnya jika bayi
sudah dilahirkan, menurut adat biasanya keempat hal tadi dipendam atau dihanyutkan
yang berarti bagian dari organ-organ itu sudah mati, sudah tidak berguna?secara
jasad jelas organ-organ tersebut sudah tidak berguna, tetapi sekali lagi kita
berbicara mengenai kebiasaan orang jawa yang selalu mengungkapkan dengan
lambang/ simbol. Bukan wujud fisiknya sebagai penjaga namun makna dibalik dari
semua proses yang telah terlewati. Berikut gambaran dari masing-masing yang
dimaksudkan :
1.
Kakang
Kawah (ketuban)
Keluar
dari guwagarba ibu, sebelum bayi lahir. Cairan ketuban berwarna putih bening.
Dilambangkan sebagai arah timur dan berwarna putih. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas secara medis ketuban merupakan tempat yang menampung si bayi
untuk tumbuh dan berkembang. Oleh Sunan Kalijaga, Kakang kawah disebut sebagai
“rumeksa sedya”5 yang bermakna
membantu mencapai semua usaha dan keinginan. Dilambangkan sebagai arah timur
karena berasal dari pemaknaan “kawitono” yang bermakna permulaan / awalan. Dari
kata kawitana ini dijadikan sebagai
wetan (timur).6
2.
Adi
Ari-ari (plasenta)
Keluar
dari guwagarba ibu bayi setelah bayi lahir. Ari-ari berwarna kekuningan, maka
ari-ari dilambangkan sebagai warna kuning dan sebagai arah barat. Ketika bayi
terlahir maka dia akan keluar bersamaan dengan plasenta, ia mengantar sampai
dengan tujuan yaitu terlahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya5.
Ari-ari / plasenta disini bermakna sebagai “pengarah” dan berusaha selalu menyenangkan manusia.
Perlambangan arah barat dikarenakan dari pemaknaan “alon-alon” (pelan-pelan)6. Ketika setelah pecahnya
ketuban, maka proses diawali dengan mulai membukanya lubang jalan keluar bayi
secara perlahan-perlahan hingga sampai dengan siap biasanya masyarakat umum
menyebutnya dengan “bukaan sanga” (pembukaan yang ke 9). Sedangkan ditinjau
dari sisi medis ini dikenal dengan proses Kala I yaitu terbukanya jalan lahir
dengan lebar kurang lebih 10 cm, sebagai penanda proses bayi siap dikeluarkan. Biasanya
proses terbentuknya Kala I sampai dengan sempurna membutuhkan waktu kurang
lebih 12-14 jam pada kehamilan pertama dan 6-10 jam pada kehamilan berikutnya7.
Dari proses yang sangat lambat atau pelan (alon-alon) dilambangkan (di sanepakan
: bahasa jawa) sebagai kulon (barat)6.
3.
Getih
/ Darah
Keluar
dari guwagarba ibu waktu melahirkan, darah dilambangkan sebagai warna merah dan
sebagai arah selatan. Darah mempunyai fungsi vital dalam perkembangan otak dan
organ-organ penting lainnya, dalam hal ini bermakna sebagai “penguat karsamu”5. Kok
bisa?lihat baik-baik kalimat “siang dan malam darah membantu Allah”. Hal ini
menunjukkan adanya sunnatullah dalam proses penciptaan manusia. Seorang manusia
akan tercipta melalui sabdaNya “kun faya kun” namun bukan berarti
akan tercipta secara langsung seperti halnya seorang tukang sulap (bim sala bim)8, namun sabdaNya akan selalu menyertai pada apa yang disabda, sehingga dengan
kehendak Allah darah mempunyai peranan untuk menumbuhkembangkan janin hingga
menjadi bayi. Sedangkan pemaknaan arah selatan diawali dengan pemahaman (njedul : bahasa jawa),
setelah lengkap proses pembukaan pada jalan lahir bayi pada seorang ibu, maka
kepala si bayi pun mulai keluar / kelihatan . Karena itu dimaknai sebagai Kidul (selatan).
4.
Pusar
Pusar
merupakan pusat pertumbuhan pada janin, karena tali pusar ini berfungsi sebagai
tempat penyaluran nutrisi dari Ibu. Berkaitan dengan fungsi tersebut, pusar
dimaknai sebagai “nuruti panedo”5
maksudnya, melalui tali pusar ini si janin mendapatkan pasokan makanan, maka
dari itu pusar mempunyai fungsi untuk memenuhi permintaan si jabang bayi. Pusar
dilambangkan sebagai warna hitam dan sebagai arah utara. Kenapa warna
hitam??karena memang pada kenyataannya, pusar yang telah dipotong lama-kelamaan
akan berwarna hitam. Pusar dimaknai sebagai perlambangan arah utara (lor:bahasa
jawa). Hal ini dikarenakan, setelah mulai keluarnya kepala bayi karena dorongan
dari si Ibu, maka dokter / bidan yang membantu persalinan akan membantu menarik
kepala bayi agar bagian tubuhnya akan keluar semua dari lubang jalan lahir si
ibu dan diikuti dengan keluarnya tali pusar yang panjang. Proses yang demikian
oleh orang jawa dikenal dengan istilah ndedel-modot-molor.6
Karena tertariknya seluruh tubuh bayi dari lubang keluarnya, maka ikut tertarik
juga tali pusar yang panjang yang akhirnya harus dipotong. Yang demikian
dimaknai sebagai Lor (Utara).6
Ilustrasi Hubungan Hawa Nafsu (kuda) dengan telenging rasa (sais) |
Dari
apa yang telah disampaikan di atas, yang dimaksud dengan “saudara badan halus”
bukanlah sosok ghaib atau apapun namanya, melainkan filosofi atau penggambaran
dari Nafs (Hawa). Gambaran adanya
empat arah dan warna merupakan filosofi dari macam-macam Nafs beserta
karakternya. Al-Nafs Muthmainnah merupakan nafsu positif, karena memiliki
kecenderungan untuk tunduk pada roh suci9. Maka dari itu Muthmainnah
digambarkan sebagai warna putih (ketuban). Nafsu
Sufiyah digambarkan sebagai warna kuning dari plasenta/ari-ari seperti yang
telah disampaikan sebelumnya, plasenta / ari-ari bermakna selalu menyenangkan.
Maka dari itu karakter sufiyah cenderung untuk mengejar kenikmatan psikis
contoh seks, sombong, narsis dan sebagainya9. Nafsu Amarah digambarkan sebagai warna merah, perwujudan dari makna
darah. Ketika sedang marah tentu kinerja jantung akan bekerja lebih cepat, maka
darah pun akan semakin mengaliri semua pembuluh darah yang ada ditubuh sehingga
ekspresi manusia akan sangat terlihat dengan jelas ketika mereka sedang marah. Nafsu Lauwamah dilambangkan sebagai
warna hitam yang merupakan gambaran dari pusar.
nafsu lauwamah ini cenderung terikat kepada kepuasan biologis, seperti
makan, minum, tidur dan sebagainya.9
Jika
dikatakan saudara empat (sedulur papat) akan selalu menyertai manusia apakah
ini benar?tentu benar jika saudara empat tadi dimaknai sebagai nafs (hawa).
Nafs akan selalu mendampingi setiap manusia sampai kapanpun. Keempat nafs ini
akan selalu tarik menarik karena memang inilah kodrat manusia, karenanya
dibutuhkan keseimbangan agar manusia tidak terombang-ambing dalam ikatan antar
nafs. Sebagai penyeimbang dari semuanya, dibutuhkan pancer atau pusat. Maka
dari itu hati manusia yang terdalam (teleng
/ fu’ad ; mata hati) inilah yang disebut sebagai pancer. Digambarkan
hubungan antara nafs dengan hati (telenging
rasa-red) ibarat seperti seorang Sais (kusir) yang mengendalikan empat kuda
yang terdiri dari Kuda warna putih, Kuda warna Kuning, Kuda Warna Merah dan
Kuda Warna Hitam10. Sais digambarkan sebagai fu’ad (mata hati;telenging rasa)
dan keempat kuda merupakan gambaran dari nafs (hawa), Kereta digambarkan
sebagai badan wadag manusia, dan Sang Penunggang Kereta digambarkan sebagai
Roh. Jika keempat kuda dapat “dikendalikan” dan dijaga “keseimbangannya” tentu
si sais dapat mengantarkan Sang Penunggang Kereta sampai dengan tujuan akhirNya.
Sebuah logika mendasar dari perumpamaan diatas, kereta tentunya akan mengikuti
kemanapun dia ditarik oleh kuda sebagai penarik/penggerak. Itulah gambaran
sejati dari badan wadag manusia yang penuh dengan nafsu, angan-angan dan
keinginan (watak ala; sifat jelek).
Oleh karena itu kita diminta untuk mesu budi, manekung, sembahyang, sholat atau
apapun namanya yang pada intinya merupakan latihan olah rasa, untuk menemukan
si sais (telenging roso/fu’ad), suatu
tempat yang penuh Nur Illahiah. Perpaduan antara Roh Suci yang pada dasarnya
merupakan Nur Muhammad (watak kang becik:
sifat baik dan penuh kemuliaan) dengan “Kelihaian” Hati (teleng ; fu’ad) dalam mengendalikan hawa nafsu, akan menghasilkan
insan-insan yang berbudi luhur, yang tercermin dalam sikap dan perbuatannya. Hal
ini dikenal dengan istilah Sikap Batin tercermin dalam sikap lahir,
Sikap Lahir luruh dalam Sikap Batin.
Ilustrasi Hawa Nafsu yang tidak terkontrol (watak ala) |
Namun sebaliknya, jika hati
seorang manusia tidak “sehat” dan bersikap sembrono (ora eling lan waspada) maka yang terjadi “keempat Kuda” akan
menjadi liar (mbedhal:bahasa jawa)
menerjang kesusilaan yang pada dasarnya ada pada Hati manusia.10
Watak yang ada pada Roh Suci dapat tertutup dengan besarnya hawa nafsu yang tak
terkendali, hati menjadi gelap dan pada akhirnya melanggar seluruh
aturan-aturan (angger-angger) tentang
kebajikan, kesusilaan, dan keadilan.
Dengan
demikian konsep Kiblat Papat Kalimo Pancer apakah masih dianggap
klenik???monggo dipunpenggalih piyambak-piyambak..tetapi yang pasti konsep
ajaran Kiblat Papat Kalima Pancer
merupakan ajaran luhur wong Jawa. Ajaran yang sangat realistis, ajaran ngelmu kasampurnan yang didasari ngelmu kasunyatan bukan karena gugon tuhon.
Rahayu Sagung Dumadi...Rahayu
Langgeng Bawana... Salam Budaya.
Pustaka
:
1.
http://iwanmuljono.blogspot.com/2011/12/gugon-tuhon.html
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Tali_pusat
5.
Chodjim, Achmad; 2003; Mistik dan
Makrifat Sunan Kalijaga; Saudara Empat; 98-102; Serambi; Jakarta
6.
http://liursendawa.blogspot.com/2011/11/dumadine-kiblat-4-limo-pacer.html
7.
http://bidanku.com/tahapan-proses-persalinan
8. Wejangan Bp. Drs. Mochammad Ngemron, MS.Psi.
9.
http://sabdalangit.wordpress/wirid-purba-jati
10.Mertowardojo,
Soenarto;1998; Bawa Raos Ing Salebeting
Raos; 49; Paguyuban Esti Tunggal; Jakarta